Jarik adalah kain batik yang mempunyai berbagai macam motif. Pada masa lalu nyamping atau jarik yang digunakan biasanya berupa batik tulis, tetapi untuk saat ini rupanya tidak jarang pula dipergunakan batik cap-capan.
Pengunaan motif-motif batik pun ternyata terdapat perbedaan antara masa lalu dan sekarang. Pada masa lalu terdapat peraturan-peraturan yang ketat mengenai motif batik yang boleh dikenakan oleh seseorang.
Ketentuan itu berdasarkan pada :
a. Keturunan,
b. Jabatan,
c. Kesempatan.
A. Pemakaian Kain Batik Menurut Keturunan :
Terdapat motif-motif batik yang hanya boleh dipergunakan oleh kaum bangsawan saja, terutama raja beserta semua kerabat keluarganya saja, misalnya : putra dalem, wayah dalem, rayi dalem, sentana dalem. Adapun motif-motif yang berlaku disini, misalnya motif-motif parang, seperti :
Parang Klithik Parang Rusak Parang Gendreh Parang Barong Parang Kusumo
Parang Kesit Parang Baris Parang Centhung Parang Gondosuli Parang Pamor
Parang Pari Parang Ukel
dan lain sebagainya
B. Pemakaian Kain Batik Menurut Jabatan :
Yang dimaksud disini adalah pejabat-pejabat yang diangkat oleh raja, misalnya : Patih, Tumenggung, Mantri, Bupati, Panewu dan sebagainya. Mereka ini boleh mengunakan kain yang bermotif yang sama dengan Sentana dalem.
C. Pemakaian Kain Batik Menurut Kesempatan :
Yang dimaksud disini adalah suatu upacara tertentu atau pertemuan-pertemuan tertentu pula.
1. Untuk menghadiri upacara pengantin misalnya :
Semen Romo Babon Angrem Ceplok Mendut
Abimayu Kladuk Manis Buntal Wayang
2. Untuk Orang Tua Pengantin saat upacara pengantin misalnya :
Sidodrajat Wirasat Truntum Delimo Truntum Pintu Retno
3. Untuk Orang Tua Pengantin upacara Siraman misalnya :
Nitik Nogosari Grompol Cakar
4. Untuk Pengantin upacara Pengantin misalnya :
Sidomukti Sidoasih Sido Luhur Sidomulyo
5. Untuk menghadiri upacara kematian dipergunakan kain batik, seperti :
Cuwiri Gabah Sinawur
6. Untuk mereka yang sehari-harinya mengenakan kain, biasanya menggunakan kain
· Tambal Sewu,
· Kepet, dan juga beberapa motif semen.
7. Untuk upacara “Patutan” Mitoni 7 bulan mengandung bayi, biasanya menggunakan
kain seperti :
· Sidoasih
· Sido luhur
· Sido mulyo
· Sido mukti
· Semen room
· Semen Gurdo
8. Untuk mereka yang menjadi abdi dalem pada waktu melakukan caos, biasa menggunakn kain batik yang sama seperti orang menghadiri upacara perkawinan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Hamzuri, Batik Klasik , penerbit Djambatan, Jakarta 1981.
G.P. Rouffear En H.H. Juynboll, DE BATIKKUNST, Th.1914
J. E. Jasper en Mas Pirngadie, INLANDSCHE KUNSTNIJVERHEID
IN NEDERLANDSCH INDI, Gravenhage Door De Boek? & Kunstdrukkerij, Mouton & Co.? 1916.
Rijksblad van Djokjakarta No 19. th 1927
TJOKROSUHARTO. Koleksi Pola Motif Batik,
Tim Pengabdian pada Masyarakat Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Pakaian Adat Jawa Gaya Yogyakarta, 1995