Pemakaian Kain Batik

 

 

Jarik adalah kain batik yang mempunyai berbagai macam motif. Pada masa lalu nyamping atau jarik yang digunakan biasanya berupa batik tulis, tetapi untuk saat ini rupanya tidak jarang pula dipergunakan batik cap-capan.
Pengunaan motif-motif batik pun ternyata terdapat perbedaan antara masa lalu dan sekarang. Pada masa lalu terdapat peraturan-peraturan yang ketat mengenai motif batik yang boleh dikenakan oleh seseorang.
Ketentuan itu berdasarkan pada : 

a. Keturunan,

b. Jabatan,

c. Kesempatan.

Namun untuk masa sekarang rupanya ketentuan itu sudah tidak diketahui lagi, sehingga terjadi kebebasan dalam hal penggunaan motif-motif batik. Ketentuan dengan berdasarkan tiga hal diatas akan akan dibicarakan satu persatu, tetapi dengan pengertian, bahwa hal itu berlaku untuk masa lalu atau jika untuk masa sekarang, kiranya hanya akan berlaku dilingkungan tertentu saja.

A. Pemakaian Kain Batik Menurut Keturunan :

Terdapat motif-motif batik yang hanya boleh dipergunakan oleh kaum bangsawan saja, terutama raja beserta semua kerabat keluarganya saja, misalnya : putra dalem, wayah dalem, rayi dalem, sentana dalem. Adapun motif-motif yang berlaku disini, misalnya motif-motif parang, seperti : 

  gambar batik parang_klithikgambar batik parang_rusakgambar batik parang_gendrehgambar batik parang baronggambar batik parang kusumo

     Parang Klithik         Parang Rusak         Parang Gendreh      Parang Barong     Parang Kusumo

 gambar batik parang kesitgambar batik parang barisgambar batik parang centhunggambar batik parang gondosuligambar batik parang pamor

      Parang Kesit             Parang Baris      Parang Centhung   Parang Gondosuli     Parang Pamor

                                               gambar batik parang pari             Gambar batik parang ukel

                                          Parang Pari                              Parang Ukel

dan lain sebagainya

B. Pemakaian Kain Batik Menurut Jabatan :

Yang dimaksud disini adalah pejabat-pejabat yang diangkat oleh raja, misalnya : Patih, Tumenggung, Mantri, Bupati, Panewu dan sebagainya. Mereka ini boleh mengunakan kain yang bermotif yang sama dengan Sentana dalem.

C. Pemakaian Kain Batik Menurut Kesempatan :

Yang dimaksud disini adalah suatu upacara tertentu atau pertemuan-pertemuan tertentu pula.

1. Untuk menghadiri upacara pengantin misalnya : 

            gambar batik semen romogambar batik babon angremgambar batik ceplok mendut

                    Semen Romo               Babon Angrem              Ceplok Mendut

             gambar batik abimayugambar batik Kladuk manisgambar batik buntal wayang

                         Abimayu                    Kladuk Manis              Buntal Wayang

2. Untuk Orang Tua Pengantin saat upacara pengantin misalnya :

      gambar batik sidodrajat gambar batik wirasat gambar batik truntum delimo gambar batik pintu_retno

              Sidodrajat                  Wirasat              Truntum Delimo     Truntum Pintu Retno

3. Untuk Orang Tua Pengantin upacara Siraman misalnya :

      gambar batik nitik Gambar batik nogosari gambar batik grompol gambar batik cakar

                  Nitik                      Nogosari                   Grompol                     Cakar

4. Untuk Pengantin upacara Pengantin misalnya :

   gambar batik sidomuktigambar batik Sidoasih gambar batik sido luhurGambar batik Sidomulyo

             Sidomukti                   Sidoasih                     Sido Luhur                 Sidomulyo

5. Untuk menghadiri upacara kematian dipergunakan kain batik, seperti :

                                     gambar batik cuwiri    gambar batik gabah sinawur

                                                Cuwiri                   Gabah Sinawur

6. Untuk mereka yang sehari-harinya mengenakan kain, biasanya menggunakan kain
· Tambal Sewu,
· Kepet, dan juga beberapa motif semen.

7. Untuk upacara “Patutan” Mitoni 7 bulan mengandung bayi, biasanya menggunakan

kain seperti : 

· Sidoasih
· Sido luhur
· Sido mulyo
· Sido mukti
· Semen room
· Semen Gurdo


8. Untuk mereka yang menjadi abdi dalem pada waktu melakukan caos, biasa menggunakn kain batik yang sama seperti orang menghadiri upacara perkawinan.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA


Drs. Hamzuri, Batik Klasik , penerbit Djambatan, Jakarta 1981.

G.P. Rouffear En H.H. Juynboll, DE BATIKKUNST, Th.1914

J. E. Jasper en Mas Pirngadie, INLANDSCHE KUNSTNIJVERHEID
IN NEDERLANDSCH INDI, Gravenhage Door De Boek? & Kunstdrukkerij, Mouton & Co.? 1916.

Rijksblad van Djokjakarta No 19. th 1927

TJOKROSUHARTO. Koleksi Pola Motif Batik,

Tim Pengabdian pada Masyarakat Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Pakaian Adat Jawa Gaya Yogyakarta, 1995